JAKARTA -
Draf kurikulum 2013 siap diuji publik setelah mendapat persetujuan dari Wakil
Presiden (Wapres), Boediono, sebagai Ketua Komite Pendidikan. Wapres merespons
positif draf kurikulum baru yang dipaparkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Mendikbud), Mohammad Nuh, meski masih ada sejumlah poin yang belum final,
terutama terkait struktur dan strategi implementasi kurikulum.
Mendikbud, Mohammad Nuh, mengatakan secara umum Wapres Boediono yang juga Ketua
Komite Pendidikan menyepakati draf kurikulum 2012 yang diajukan Kemdikbud.
Namun, Nuh mengatakan masih terdapat sejumlah poin yang belum disepakati oleh
tim penyusun.
"Di internal tim, masih ada beda pendapat soal struktur kurikulum dan
strategi implementasinya. Belum diputuskan, biar nanti dibawa ke uji publik
terlebih dahulu agar mendapat masukan dari publik," kata Nuh saat ditemui
di ruang kerjanya, di Gedung Kemdikbud, Jakarta, Selasa (13/11).
Pada prinsipnya, kata Nuh, seluruh anggota tim penyusun sepakat bahwa kurikulum SD akan menggunakan sistem tematik integrasi. "Jadi seperti IPA dan IPS akan dijadikan objek pembelajaran dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, PPKN, matematika, dan pendidikan agama. Semuanya sepakat tematik integrasi," ujar Nuh.
Namun, masih ada pendapat lain bahwa IPA dan IPS tetap harus berdiri sendiri sebagai mata pelajaran, paling tidak di kelas 4, 5, dan 6. "Masih ada yang keberatan soal itu, tapi sebenarnya pada prinsipnya IPA dan IPS tidak hilang, tetap ada meski diintegrasikan dalam mapel lain," terang Nuh.
Selain struktur kurikulum, Nuh menyampaikan bahwa Kemdikbud belum mengambil ke putusan terkait strategi implementasi kurikulum. Mengingat rentang waktu yang sedikit dan sumberdaya yang terbatas, diajukan tiga alternatif implementasi kurikulum untuk disertakan di uji publik.
"Paling memungkinkan kurikulum baru di 2013 akan diterapkan hanya di beberapa jenjang kelas, yakni kelas 1, 4, 7, dan 10. Tapi diterapkan di seluruh sekolah di Indonesia," ungkap mantan Rektor ITS Surabaya itu. Alternatif kedua, kata Nuh, menggunakan model piloting, seluruh kelas, tapi hanya sekolah tertentu. Namun, ditemukan kelemahan, terutama kekhawatiran adanya kesan diskriminasi. Sedangkan alternatif ketiga, kurikulum diterapkan di seluruh kelas dan di semua sekolah di seluruh Indonesia.
Secara Bertahap
Menurut Nuh, alternatif pertama adalah yang paling rasional untuk saat ini. Implementasi kurikulum akan diterapkan bertahap. Pada 2013, untuk kelas 1, 4, 7, 10, lalu pada 2014 ditambah kelas 2, 3, 5, 8, 11. "Baru pada 2015 penambahan untuk kelas 6, 9, dan 12. Sehingga pada 2016 kurikulum sudah utuh di seluruh Indonesia," jelas Nuh. cit/N-1
Pada prinsipnya, kata Nuh, seluruh anggota tim penyusun sepakat bahwa kurikulum SD akan menggunakan sistem tematik integrasi. "Jadi seperti IPA dan IPS akan dijadikan objek pembelajaran dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, PPKN, matematika, dan pendidikan agama. Semuanya sepakat tematik integrasi," ujar Nuh.
Namun, masih ada pendapat lain bahwa IPA dan IPS tetap harus berdiri sendiri sebagai mata pelajaran, paling tidak di kelas 4, 5, dan 6. "Masih ada yang keberatan soal itu, tapi sebenarnya pada prinsipnya IPA dan IPS tidak hilang, tetap ada meski diintegrasikan dalam mapel lain," terang Nuh.
Selain struktur kurikulum, Nuh menyampaikan bahwa Kemdikbud belum mengambil ke putusan terkait strategi implementasi kurikulum. Mengingat rentang waktu yang sedikit dan sumberdaya yang terbatas, diajukan tiga alternatif implementasi kurikulum untuk disertakan di uji publik.
"Paling memungkinkan kurikulum baru di 2013 akan diterapkan hanya di beberapa jenjang kelas, yakni kelas 1, 4, 7, dan 10. Tapi diterapkan di seluruh sekolah di Indonesia," ungkap mantan Rektor ITS Surabaya itu. Alternatif kedua, kata Nuh, menggunakan model piloting, seluruh kelas, tapi hanya sekolah tertentu. Namun, ditemukan kelemahan, terutama kekhawatiran adanya kesan diskriminasi. Sedangkan alternatif ketiga, kurikulum diterapkan di seluruh kelas dan di semua sekolah di seluruh Indonesia.
Secara Bertahap
Menurut Nuh, alternatif pertama adalah yang paling rasional untuk saat ini. Implementasi kurikulum akan diterapkan bertahap. Pada 2013, untuk kelas 1, 4, 7, 10, lalu pada 2014 ditambah kelas 2, 3, 5, 8, 11. "Baru pada 2015 penambahan untuk kelas 6, 9, dan 12. Sehingga pada 2016 kurikulum sudah utuh di seluruh Indonesia," jelas Nuh. cit/N-1