Tak pernah terbayang di benak gadis berusia 13 tahun ini berpidato langsung di depan Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dan di hadapan khalayak internasional pada kegiatan Millenium Development Goals (MDGs) di Bali pada akhir Maret lalu.
Penampilan
gadis bernama lengkap Jasmine Mutia Salsabila pada malam itu mampu membuat
orang nomor satu Indonesia tersebut terpukau menatap kemahirannya menyampaikan
masalah kemiskinan dalam bahasa Inggris tanpa gugup di hadapan delegasi
internasional.
"Ya
pasti grogi awalnya tapi setelah mulai bicara semuanya berjalan saja karena kan
niatnya memang ingin membantu anak-anak miskin," ujar Jasmine saat
dijumpai di rumahnya di Semarang, Sabtu (30/3/2013).
Masalah
kemiskinan biasanya dinilai sebagai topik yang terlalu berat untuk anak seusia
Jasmine. Namun, bagi gadis yang kini duduk di bangku kelas VII SMP Negeri 2
Semarang ini, hal itu justru penting untuk dibicarakan oleh banyak kalangan,
termasuk anak-anak seusianya agar segera menemukan solusi.
"Kemiskinan
terjadi karena adanya kesenjangan sosial akibat ketidakadilan dan banyaknya
bantuan dari pemerintah yang disalahgunakan oknum," ungkap Jasmine.
"Untuk
mengatasi kemiskinan juga harus dimulai dari masyarakat sendiri. Terutama bagi
si miskin, ya harus bekerja keras dan berusaha mendapatkan pendidikan dan terus
kreatif," imbuhnya.
Selanjutnya,
Jasmine tinggal bersama neneknya dan harus hidup seadanya. Meski hidup dalam
kondisi pas-pasan, ia tak mau menyerah dan bertekad mengubah nasib dengan
belajar keras.Usaha dan
kerja kerasnya berbuah manis. Sejak duduk di bangku taman kanak-kanak (TK),
Jasmine terus mengukir prestasi.
Bahkan sejak
bangku SD hingga saat ini ia selalu berhasil menyabet peringkat pertama di
sekolah.
"Alhamdulillah
ranking satu terus. Jadi sekarang bisa sekolah benar-benar gratis,"
ujar anak bungsu dari dua bersaudara tersebut.
Kemampuan bahasa
Inggrisnya yang mumpuni dan ditunjukkan pada saat kegiatan MDGs tersebut tak
lepas dari kerja keras sang nenek yang selalu menemaninya belajar bahasa
Inggris.
Sementara
itu, penguasaan isu yang dibahas, selain dari pengalamannya, juga dari mencari
tambahan bahan melalui internet dan menonton berita di televisi.
"Belajar
bahasa Inggrisnya otodidak sama oma. Terus belajar di sekolah juga dan dengerin
lagu," tutur gadis yang mengaku menyukai Bruno Mars dan Katy Perry
ini.
Terpilihnya
Jasmine untuk berpidato pada waktu itu tak lepas dari prestasinya yang
membanggakan meski hidup seadanya.
Awalnya,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meminta tiap-tiap daerah mencari anak
berprestasi. Kemudian saat Pemerintah Kota Semarang mengajukan nama Jasmine,
Kementerian langsung memeriksa dan menyetujuinya.
"Nggak
tau gimana awalnya. Langsung ditunjuk sekolah saja. Setelah itu latihan dan
buat naskah. Naskahnya aku buat sendiri dibantu orang dari kepresidenan,"
pungkas gadis yang bercita-cita menjadi arkeolog ini.
Ervan Hardoko , Kompas.com
Ervan Hardoko , Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar